Sebatang Rapuh

Punyakah hati untuk merasa
Siapkah jiwa untuk merana
Kuatkah mental untuk terjungkal
Hadapi hidup penuh derita
   Lihatlah dia yang berjalan disana
   Bertualang menyusuri dunia
   Membelah sepi tanpa pengawal
   Lalui hidup tanpa bimbingan
Lihatlah tetesan air matanya
Lihatlah peluh pada keningnya
Tak ada daya untuk menangkal
Laksana hujan tanpa perhentian
   Tak sepatah kata terlontar dari mulutnya
   Tak sekalipun ku melihat senyumnya
   Walau ku melangkah seribu jengkal
   Tetap diam seribu bahasa
Merenung, merenung dan merenung
Menanti, menanti dan menanti
Berharap, berharap, dan berharap
Akhirnya tetap menangis jua

by : Rawuh Yuda Yuwana

0 komentar:

Posting Komentar