Sang Penyair

Menanti hari bersama sebuah pena
Si kertas menjadi alas tidur sang tinta
Mata memandang tak karuan
Telinga mendengar dari berbagai ruang
Hati merasa semua rasa
Jiwa bergelora mendengar cerita
Cinta dan derita tak menjadi apa
Sajak dan rima tetap saling menjaga
Tak kenal lawan ataupun kawan
Tak kenal batasan dalam ruangan
Tetes demi tetes sang tintapun bertiduran
Sedikit demi sedikit si kertas menghitam
Deretan kata saling bercengkrama
Dengan resep sang logika
Kertas, pena dan tinta menjelma
Jutaan karya tercipta sempurna
Bagaikan bumi yang tak ber-ruang
Semua tertuang dengan pena hitam
Emang dasar orang tak bertuan
Hanya inginkan sebuah kebebasan
Seenaknya mempersempit dunia
Dengan jutaan mahakarya
Meski fana itupun nyata
Meski kecil itu bermakna
Tak seorangpun bisa memberi batasan
Sekalipun tembok penjara
Ataupun lingkaran derita
Jika sang penyair mulai berkarya

by : Rawuh Yuda Yuwana

0 komentar:

Posting Komentar