Biografi Harun Al Rasyid


Biografi Harun Ar-Rasyid - Pemerintahan Emas Islam

Harun Ar-Rasyid lahir di Rayy pada tahun 766 dan wafat pada tanggal 24 Maret 809, di Thus, Khurasan. Harun Ar-Rasyid adalah kalifah kelima dari kekalifahan Abbasiyah dan memerintah antara tahun 786 hingga 803. Ayahnya bernama Muhammad Al-Mahdi, khalifah yang ketiga dan kakaknya, Musa Al-Hadi adalah kalifah yang ketiga.Ibunya Jurasyiyah dijuluki Khayzuran berasal dari Yaman.


Meski berasal dari dinasti Abbasiyah, Harun Ar-Rasyid dikenal dekat dengan keluarga Barmaki dari Persia (Iran). Di masa mudanya, Harun banyak belajar dari Yahya ibn Khalid Al-Barmak.

Era pemerintahan Harun, yang dilanjutkan oleh Ma'mun Ar-Rasyid, dikenal sebagai masa keemasan Islam (The Golden Age of Islam), di mana saat itu Baghdad menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan dunia.

Di masa pemerintahannya beliau :

* Mewujudkan keamanan, kedamaian serta kesejahteraan rakyat.
* Membangun kota Baghdad dengan bangunan-bangunan megah.
* Membangun tempat-tempat peribadatan.
* Membangun sarana pendidikan, kesehatan, dan perdagangan.
* Mendirikan Baitul Hikmah, sebagai lembaga penerjemah yang berfungsi sebagai perguruan tinggi, perpustakaan, dan penelitian.
* Membangun majelis Al-Muzakarah, yakni lembaga pengkajian masalah-masalah keagamaan yang diselenggarakan di rumah-rumah, mesjid-mesjid, dan istana.

Harun Al-Rasyid Bukanlah Khalifah Yang Suka Foya-Foya!!

Banyak orang meyakini bahwa khalifah Bani ‘Abbas, Harun al-Rasyid adalah seorang yang suka hura-hura dan foya-foya, hidup dalam gelamour kehidupan.

Namun sebenarnya, tidaklah demikian. Harun al-Rasyid amat berbeda dari kondisi seperti itu sama sekali. Beliau adalah Abu Ja’far, Harun bin al-Mahdi, Muhammad bin al-Manshur, salah seorang khalifah Daulah Bani ‘Abbasiah di Iraq, yang lahir tahun 148 H.

Beliau menjadi khalifah menggantikan kakaknya, al-Hadi pada tahun 170 H. Beliau merupakan khalifah paling baik, dan raja dunia paling agung pada waktu itu. Beliau biasa menunaikan haji setahun dan berperang setahun. Sekalipun sebagai seorang khalifah, beliau masih sempat shalat yang bila dihitung setiap harinya mencapai seratus rakaat hingga beliau wafat. Beliau tidak meninggalkan hal itu kecuali bila ada uzur. Demikian pula, beliau biasa bersedekah dari harta pribadinya setiap harinya sebesar 1000 dirham.

Beliau orang yang mencintai ilmu dan para penuntut ilmu, mengagungkan kehormatan Islam dan membenci debat kusir dalam agama dan perkataan yang bertentangan dengan Kitabullah dan as-Sunnah an-Nabawiyyah.

Beliau berumrah tahun 179 H di bulan Ramadhan, dan terus dalam kondisi ihram hingga melaksanakan kewajiban haji. Beliau berjalan kaki dari Mekkah ke padang Arafah.

Beliau berhasil menguasai kota Hiracle dan menyebarkan pasukannya di bumi Romawi hingga tidak tersisa lagi seorang Muslim pun yang menjadi tawanan di kerajaan mereka. Beliau mengirimkan pasukannya yang kemudian menaklukkan benteng Cicilia, Malconia dan Cyprus, lalu menawan penduduknya yang berjumlah 16000 orang.

Harun al-Rasyid wafat dalam usia 45 tahun atau 46 tahun dalam perangnya di Khurasan tahun 193 H.

Semoga Allah merahmati Harun al-Rasyid.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Harun_Ar-Rasyid
- http://arieksinggih.wordpress.com/2009/02/03/harun-al-rasyid-2/

Biografi Usman bin Affan

Utsman bin Affan (sekitar 574 – 656) adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang merupakan Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Nama lengkap beliau adalah Utsman bin affan Al-Amawi Al-Quarisyi, berasal dari Bani Umayyah. Lahir pada tahun keenam tahun Gajah. Kira-kira lima tahun lebih muda dari Rasullulah SAW.

Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain (yang punya dua cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian karena Rasulullah menikahkan dua putrinya untuk Utsman; Roqqoyah dan Ummu Kultsum. Ketika Ummu Kultsum wafat, Rasulullah berkata; “Sekiranya kami punya anak perempuan yang ketiga, niscaya aku nikahkan denganmu.” Dari pernikahannya dengan Roqoyyah lahirlah anak laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya meninggal ketika berumur 6 tahun pada tahun 4 Hijriah.

Menikahi 8 wanita, empat diantaranya meninggal yaitu Fakhosyah, Ummul Banin, Ramlah dan Nailah. Dari perkawinannya lahirlah 9 anak laki-laki; Abdullah al-Akbar, Abdullah al-Ashgar, Amru, Umar, Kholid, al-Walid, Sa’id dan Abdul Muluk. Dan 8 anak perempuan.

Nama ibu beliau adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, yaitu sesudah Islamnya Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haristah. Beliau adalah salah satu sahabat besar dan utama Nabi Muhammad SAW, serta termasuk pula golongan as-Sabiqun al-Awwalin, yaitu orang-orang yang terdahulu Islam dan beriman.

Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi dermawan. Beliau adalah seorang pedagang kain yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan guna mendapatkan keridhaan Allah, yaitu untuk pembangunan umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan ternak lebih banyak dari pada orang arab lainya.

Ketika kaum kafir Quarisy melakukan penyiksaan terhadap umat islam, maka Utsman bin Affan diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia, Ethiopia). Ikut juga bersama beliau sahabat Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam, Abdurahman bin Auf dan lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Nabi SAW supaya beliau hijrah ke Madinah. Maka dengan tidak berfikir panjang lagi beliau tinggalkan harta kekayaan, usaha dagang dan rumah tangga guna memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya. Beliau Hijrah bersama-sama dengan kaum Muhajirin lainya.

Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka’bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.

Suasana sempat tegang ketika Utsman tak kenjung kembali. Kaum muslimin sampai membuat ikrar Rizwan – bersiap untuk mati bersama untuk menyelamatkan Utsman. Namun pertumpahan darah akhirnya tidak terjadi. Abu Sofyan lalu mengutus Suhail bin Amir untuk berunding dengan Nabi Muhammad SAW. Hasil perundingan dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah.

Semasa Nabi SAW masih hidup, Utsman pernah dipercaya oleh Nabi untuk menjadi walikota Madinah, semasa dua kali masa jabatan. Pertama pada perang Dzatir Riqa dan yang kedua kalinya, saat Nabi SAW sedang melancarkan perang Ghatfahan.
Utsman bin Affan adalah seorang ahli ekonomi yang terkenal, tetapi jiwa sosial beliau tinggi. Beliau tidak segan-segan mengeluarkan kekayaanya untuk kepentingan Agama dan Masyarakat umum.

Sebagai Contoh :

1. Utsman bin Affan membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham yang kira-kira sama dengan dua setengah kg emas pada waktu itu. Sumur itu beliau wakafkan untuk kepentingan rakyat umum.
2. Memperluas Masjid Madinah dan membeli tanah disekitarnya.
3. Beliau mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya ekspedisi tersebut.
4. Pada masa pemerintahan Abu Bakar,Utsman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.

Masa Kekhalifahan

Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah atas dasar musyawarah dan keputusan sidang Panitia enam, yang anggotanya dipilih oleh khalifah Umar bin khatab sebelum beliau wafat. Keenam anggota panitia itu ialah Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah.

Tiga hari setelah Umar bin khatab wafat, bersidanglah panitia enam ini. Abdurrahman bin Auff memulai pembicaraan dengan mengatakan siapa diantara mereka yang bersedia mengundurkan diri. Ia lalu menyatakan dirinya mundur dari pencalonan. Tiga orang lainnya menyusul. Tinggallah Utsman dan Ali. Abdurrahman ditunjuk menjadi penentu. Ia lalu menemui banyak orang meminta pendapat mereka. Namun pendapat masyarakat pun terbelah.

Konon, sebagian besar warga memang cenderung memilih Utsman. Sidangpun memutuskan Ustman sebagai khalifah. Ali sempat protes. Abdurrahman adalah ipar Ustman. Mereka sama-sama keluarga Umayah. Sedangkan Ali, sebagaimana Muhammad, adalah keluarga Hasyim. Sejak lama kedua keluarga itu bersaing. Namun Abdurrahman meyakinkan Ali bahwa keputusannya adalah murni dari nurani. Ali kemudian menerima keputusan itu.

Maka Utsman bin Affan menjadi khalifah ketiga dan yang tertua. Pada saat diangkat, ia telah berusia 70 tahun. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram tahun 24 H. Pengumuman dilakukan setelah selesai Shalat dimasjid Madinah.

Masa kekhalifannya merupakan masa yang paling makmur dan sejahtera. Konon ceritanya sampai rakyatnya haji berkali-kali. Bahkan seorang budak dijual sesuai berdasarkan berat timbangannya.

Beliau adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji). Beliau mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya, membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara. Hal ini belum pernah dilakukan oleh khalifah sebelumnya. Abu Bakar dan Umar bin Khotob biasanya mengadili suatu perkara di masjid.

Pada masanya, khutbah Idul fitri dan adha didahulukan sebelum sholat. Begitu juga adzhan pertama pada sholat Jum’at. Beliau memerintahkan umat Islam pada waktu itu untuk menghidupkan kembali tanah-tanah yang kosong untuk kepentingan pertanian.

Di masanya, kekuatan Islam melebarkan ekspansi. Untuk pertama kalinya, Islam mempunnyai armada laut yang tangguh. Muawiyah bin Abu Sofyan yang menguasai wilayah Syria, Palestina dan Libanon membangun armada itu. Sekitar 1.700 kapal dipakai untuk mengembangkan wilayah ke pulau-pulau di Laut Tengah. Siprus, Pulau Rodhes digempur. Konstantinopelpun sempat dikepung.

Prestasi yang diperoleh selama beliau menjadi Khalifah antara lain :

1. Menaklukan Syiria, kemudian mengakat Mu’awiyah sebagai Gubernurnya.
2. Menaklukan Afrika Utara, dan mengakat Amr bin Ash sebagai Gubernur disana.
3. Menaklukan daerah Arjan dan Persia.
4. Menaklukan Khurasan dan Nashabur di Iran.
5. Memperluas Masjid Nabawi, Madinah dan Masjidil Haram, Mekkah.
6. Membakukan dan meresmikan mushaf yang disebut Mushaf Utsamani, yaitu kitab suci Al-qur’an yang dipakai oleh seluruh umat islam seluruh dunia sekarang ini. Khalifah Ustman membuat lima salinan dari Alquran ini dan menyebarkannya ke berbagai wilayah Islam.
7. Setiap hari jum’at beliau memerdekakan seorang budak (bila ada)

Sebab-sebab Terjadinya Kekacauan dalam Pemerintahan Utsman

Pada mulanya pemerintahan Khalifah Utsman berjalan lancar. Hanya saja seorang Gubernur Kufah, yang bernama Mughirah bin Syu’bah dipecat oleh Khalifah Utsman dan diganti oleh Sa’ad bin Abi Waqqas, atas dasar wasiat khalifah Umar bin Khatab.

Kemudian beliau memecat pula sebagian pejabat tinggi dan pembesar yang kurang baik, untuk mempermudah pengaturan, lowongan kursi para pejabat dan pembesar itu diisi dan diganti dengan famili-famili beliau yang kredibel (mempunyai kemampuan) dalam bidang tersebut.

Tindakan beliau yang terkesan nepotisme ini, mengundang protes dari orang-orang yang dipecat, maka datanglah gerombolan yang dipimpim oleh Abdulah bin Saba’ yang menuntut agar pejabat-pejabat dan para pembesar yang diangkat oleh Khalifah Utsman ini dipecat pula. Usulan-usulan Abdullah bin Saba’ ini ditolak oleh khalifah Utsman. Pada masa kekhalifan Utsman bin Affan-lah aliran Syiah lahir dan Abdullah Bin Saba’ disebut sebagai pencetus aliran Syi’ah tersebut.

Karena merasa sakit hati, Abdullah bin Saba’ kemudian membuat propoganda yang hebat dalam bentuk semboyan anti Bani Umayah, termasuk Utsman bin Affan. Seterusnya penduduk setempat banyak yang termakan hasutan Abdullah bin Saba’. Sebagai akibatnya, datanglah sejumlah besar (ribuan) penduduk daerah ke madinah yang menuntut kepada Khalifah, tuntutan dari banyak daerah ini tidak dikabulkan oleh khalifah, kecuali tuntutan dari Mesir, yaitu agar Utsman memecat Gubernur Mesir, Abdullah bin Abi Sarah, dan menggantinya dengan Muhammad bin Abi Bakar.

Karena tuntutan orang mesir itu telah dikabulkan oleh khalifah, maka mereka kembali ke mesir, tetapi sebelum mereka kembali ke mesir, mereka bertemu dengan seseorang yang ternyata diketahui membawa surat yang mengatasnamakan Utsman bin Affan. Isinya adalah perintah agar Gubernur Mesir yang lama yaitu Abdulah bin Abi sarah membunuh Gubernur Muhammad Abi Bakar (Gubernur baru) Karena itu, mereka kembali lagi ke madinah untuk meminta tekad akan membunuh Khalifah karena merasa dipermainkan.

Setelah surat diperiksa, terungkap bahwa yang membuat surat itu adalah Marwan bin Hakam. Tetapi mereka melakukan pengepungan terhadap khalifah dan menuntut dua hal :

1. Supaya Marwan bin Hakam di qishas (hukuman bunuh karena membunuh orang).
2. Supaya Khalifah Utsman meletakan jabatan sebagai Khalifah.

Kedua tuntutan yang pertama, karena Marwan baru berencana membunuh dan belum benar-benar membunuh. Sedangkan tuntutan kedua, beliau berpegang pada pesan Rasullulah SAW; “Bahwasanya engkau Utsman akan mengenakan baju kebesaran. Apabila engkau telah mengenakan baju itu, janganlah engkau lepaskan”

Setelah mengetahui bahwa khalifah Utsman tidak mau mengabulkan tuntutan mereka, maka mereka lanjutkan pengepungan atas beliau sampai empat puluh hari. Situasi dari hari kehari semakin memburuk. Rumah beliau dijaga ketat oleh sahabat-sahabat beliau, Ali bin Thalib, Zubair bin Awwam, Muhammad bin Thalhah, Hasan dan Husein bin Ali bin Abu Thalib. Karena kelembutan dan kasih sayangnya, beliau menanggapi pengepung-pengepung itu dengan sabar dan tutur kata yang santun.

Hingga suatu hari, tanpa diketahui oleh pengawal-pengawal rumah beliau, masuklah kepala gerombolan yaitu Muhammad bin Abu Bakar (Gubernur Mesir yang Baru) dan membunuh Utsman bin Affan yang sedang membaca Al-Qur’an. Dalam riwayat lain, disebutkan yang membunuh adalah Aswadan bin Hamrab dari Tujib, Mesir. Riwayat lain menyebutkan pembunuhnya adalah Al Ghafiki dan Sudan bin Hamran.

Beliau wafat pada bulan haji tahun 35 H. dalam usia 82 tahun setelah menjabat sebagai Khalifah selama 12 tahun. Beliau dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah.

Wallahu A’lam.

Pustaka :

http://dear.to/abusalma : Maktabah Abu Salma al-Atsari; Pokok-pokok Kesesatan Syi’ah

http://ebook-paktani.tk : Kisah Khulafaur Rasyidin

http://masjidalkhoir.wordpress.com/2008/01/18/kisah-kisah-sahabat-nabi/ : Utsman bin Affan

http://id.wikipedia.org/wiki/Utsman_bin_Affan : Utsman bin Affan

http://www.figurpublik.com : Khalifah Ketiga Ustman bin Affan

http://www.pesantren.net : Kisah Hidup Nabi Muhammad SAW http://www.republika.co.id : Al Qur’an Tertua Ada di Uzbekistan

Rasul Ja’farian. 2004. Sejarah Islam: Sejak Wafat Nabi SAW hingga runtuhnya Dinasti Bani Umayah; Studi Kritis. Penerbit Lentera. Jakarta.

Biografi Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib adalah orang yang paling awal memeluk agama Islam (assabiqunal awwalun), sepupu Rasullullah Saw., dan juga khalifah terakhir dalam kekhalifahan Kulafaur Rasyidin menurut pandangan Sunni. Namun bagi Islam Syiah, Ali adalah khalifah pertama dan juga imam pertama dari 12 imam Syiah.
Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun 600 Masehi. Beliau bernama asli Haydar bin Abu Thalib. Namun Rasullullah Saw. tidak menyukainya dan memanggilnya Ali yang berarti memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah.

Ketika Rasullullah Saw. mulai menyebarkan Islam, Ali saat itu berusia 10 tahun. Namun ia mempercayai Rasullullah Saw. dan menjadi orang yang pertama masuk Islam dari golongan anak-anak. Masa remajanya banyak dihabiskan untuk belajar bersama Rasullullah sehingga Ali tumbuh menjadi pemuda cerdas, berani, dan bijak. Jika Rasullullah Saw. adalah gudang ilmu, maka Ali ibarat kunci untuk membuka gudang tersebut.
Saat Rasullullah Saw. hijrah, beliau menggantikan Rasullullah tidur di tempat tidurnya sehingga orang-orang Quraisy yang hendak membunuh Nabi terpedaya. Setelah masa hijrah dan tinggal di Madinah, Ali dinikahkan Nabi dengan putri kesayangannya Fatimah az-Zahra.
Ali tidak hanya tumbuh menjadi pemuda cerdas, namun juga berani dalam medan perang. Bersama Dzulfikar, pedangnya, Ali banyak berjasa membawa kemenangan di berbagai medan perang seperti Perang Badar, Perang Khandaq, dan Perang Khaibar.
Setelah wafatnya Rasullullah, timbul perselisihan perihal siapa yang akan diangkat menjadi khalifah. Kaum Syiah percaya Nabi Muhammad telah mempersiapkan Ali sebagai khalifah. Tetapi Ali dianggap terlalu muda untuk menjabat sebagai khalifah. Pada akhirnya Abu Bakar yang diangkat menjadi khalifah pertama.
Setelah terbunuhnya Utsman bin Affan, keadaan politik Islam menjadi kacau. Atas dasar tersebut, Zubair bin Awwam dan Talhah bin Ubaidillah mendesak agar Ali segera menjadi khalifah. Ali kemudian dibaiat beramai-ramai, menjadikannya khalifah pertama yang dibaiat secara luas. Namun kegentingan politik membuat Ali harus memikul tugas yang berat untuk menyelesaikannya.
Perang saudara pertama dalam Islam, Perang Siffin pecah diikuti dengan merebaknya fitnah seputar kematian Utsman bin Affan membuat posisi Ali sebagai khalifah menjadi sulit. Beliau meninggal di usia 63 tahun karena pembunuhan oleh Abdrrahman bin Muljam, seseorang yang berasal dari golongan Khawarij (pembangkang) saat mengimami shalat subuh di masjid Kufah, pada tanggal 19 Ramadhan, dan Ali menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah. Ali dikuburkan secara rahasia di Najaf, bahkan ada beberapa riwayat yang menyatakan bahwa ia dikubur di tempat lain.
Selanjutnya kursi kekhalifahan dipegang secara turun temurun oleh keluarga Bani Umayyah dengan khalifah pertama Muawiyah. Dengan demikian berakhirlah kekhalifahan Kulafaur Rasyidin.

source : www.mhamas.blogspot.com

Biografi Umar bin Khattab

Umar bin Khtttab adalah salah seorang sahabat nabi dan khalifah kedua setelah wafatnya Abu Bakar As-Sidiq. Jasa dan pengaruhnya terhadap penyebaran Islam sangat besar hingga Michael H. Heart menempatkannya sebagai orang paling berpengaruh nomor 51 sedunia sepanjang masa.
Beliau lahir di Mekah dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy dengan nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin abdul Uzza. Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada masa itu merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.

Umar tumbuh menjadi pemuda yang disegani dan ditakuti pada masa itu. Wataknya yang keras membuatnya mendapat julukan “Singa Padang Pasir”. Ia juga amat keras dalam membela agama tradisional bangsa Arab yang menyembah berhala serta menjaga adat-istiadat mereka. Bahkan putrinya dikubur hidup-hidup demi menjaga kehormatan Umar.
Dikatakan bahwa pada suatu saat, Umar berketetapan untuk membunuh Muhammad SAW. Saat mencarinya, ia berpapasan dengan seorang muslim (Nu’aim bin Abdullah) yang kemudian memberi tahu bahwa saudara perempuannya juga telah memeluk Islam. Umar terkejut atas pemberitahuan itu dan pulang ke rumahnya.
Di rumah Umar menjumpai bahwa saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al Qur’an (surat Thoha), ia menjadi marah akan hal tersebut dan memukul saudaranya. Ketika melihat saudaranya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat. Ia kemudian menjadi sangat terguncang oleh isi Al Qur’an tersebut dan kemudian langsung memeluk Islam pada hari itu juga.
Sebagai seorang petinggi militer dan ahli siasat yang baik, Umar sering mengikuti berbagai peperangan yang dihadapi umat Islam bersama Rasullullah Saw. Ia ikut terlibat pada perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria.
Setelah wafatnya Rasullullah Saw., beliau merupakan salah satu shabat yang sangat terpukul dengan kejadian tersebut. Ia bahkan pernah mencegah dimakamkannya Rasullullah karena yakin bahwa nabi tidaklah wafat, melainkan hanya sedang tidak berada dalam tubuh kasarnya, dan akan kembali sewaktu-waktu. Namun setelah dinasehati oleh Abu Bakar, Umar kemudian sadar dan ikut memakamkan Rasullullah.
Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasehat kepalanya. Kemudian setelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, atas wasiat Abu Bakar Umar ditunjuk menggantikannya dan disetujui oleh seluruh perwakilan muslim saat itu.
Selama masa jabatannya, khalifah Umar amat disegani dan ditakuti negara-negara lain. Kekuatan Islam maju pesat, mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium).
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di jaman itu, ia tetap hidup sebagaimana saat para pemeluk Islam masih miskin dan dianiaya. Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun keempat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah.
Beliau adalah Umar bin Al-Khathab bin Nufail bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Lu’ai, Abu Hafs Al-‘Adawi. Julukan beliau adalah Al-Faruq.
Adapun ibunya bernama Hantamah bin Hisyam bin Al-Mughirah, kakak dari Abu Jahal bin Hisyam.
Ibnu Katsir berkata, “Jumlah seluruh anak Umar adalah empat belas, yaitu: Zaid yang sulung, Zaid yang bungsu, Ashim, Abdullah, Abdurrahman yang sulung, Abdurrahman yang pertengahan, Az-Zubai bin Bakkar─yaitu Abu Syahmah, Abdurrahman yang bungsu, Ubaidullah, Iyadh, Hafsah, Ruqayyah, Zainab, Fathimah. Jumlah seluruh istri Umar yang pernah dinikahi pada masa Jahiliyah dan Islam, baik yang diceraikan ataupun yang ditinggal wafat sebanyak tujuh orang. Keislamannya

Umar masuk Islam berusia dua puluh tujuh tahun, beliau mengikuti perang Badar dan seluruh peperangan yang terjadi setelahnya bersama Rasulullah. Beliau juga pernah diutus untuk berangkat bersama sebahagian tentara untuk memata-matai dan mencari informasi tentang musuh, terkadang menjadi pemimpin dalam tugas ini.

Beliaulah yang pertama kali digelari Amirul Mukminin. Beliaulah yang pertama kali membuat penanggalan Hijriyah, mengumpulkan manusia untuk shalat tarawih berjama’ah. Beliaulah orang yang pertama kali berkeliling di malam hari mengontrol rakyatnya di Madinah. Beliaulah yang pertama kali membawa tongkat pemukul untuk mendera peminum khamr delapan puluh kali cambukan, khalifah yang banyak melakukan penaklukan, pertama kali membentuk tentara resmi, membuat undang-undang perpajakan, menentukan gaji tetap, menempatkan para qadhi, dll.

Fadhilah dan Keutamaannya

Umar adalah penduduk surga. Diriwayatkan dari Said Ibnu Musayyab bahwa Abu Hurairah berkata, “Ketika berada disisi Rasulullah, tiba-tiba beliau berkata, ‘Sewaktu tidur aku bermimpi seolah-olah aku berada di surga. Kemudian aku melihat seorang wanita berwudhu disamping sebuah istana, maka aku bertanya, ‘Milik siapa istana ini?’ Mereka menjawab, ‘Miliki Umar.’ Maka aku teringat akan kecemburuan Umar, segera aku menjauhi istana itu.’” Umar menangis dan berkata, “Demi Allah, mana mungkin aku akan cemburu padamu wahai Rasulullah?”

Diriwayatkan Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menaiki gunung Uhud beserta Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Maka tiba-tiba gunung itu berguncang, segeralah Rasulullah memukulkan kakinya dan berkata, “Diamlah wahai Uhud, sesungguhnya di atasmu hanyalah seorang nabi, shiddiq, dan dua orang syahid.”

Abdullah bin Mas’ud berkata, “Kami menjadi kuat sejak Umar masuk Islam.”

Umar Adalah Sahabat yang Mendapat Ilham

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya di antara orang-orang sebelum kalian terdapat sejumlah manusia yang mendapat ilham. Apabila seorang umatku mendapatkannya, maka Umarlah orangnya.”

Zakaria bin Abi Zaidah menambahkan dari Sa’ad dari Abi Salamah dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari Bani Israil ada yang diberikan ilham walaupun mereka bukan nabi, jika salah seorang dari umatku mendapatkannya, maka Umarlah orangnya."

Wibawa Umar

Diriwayatkan dari Muhammad bin Sa’ad bin Abi Waqqash dari ayahnya, ia berkata, “Umar bin Al-Khathab memohon agar diizinkan masuk ke rumah Rasulullah. Ketika itu, ada beberapa orang wanita dari Quraisy sedang berbincang-bincang dengan Rasulullah dan mereka berbicara dengan nada suara yang keras melebihi suara Rasulullah. Ketika Umar masuk, mereka segera berdiri dan menurunkan hijab. Setelah diberi izin, Umar masuk ke rumah Rasulullah sementara Rasulullah tertawa. Umar bertanya, Apa yang membuat Anda tertawa wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Aku heran terhadap wanita-wanita yang berada di sisiku ini. Ketika mereka mendengar suaramu, segera mereka berdiri menarik hijab.” Umar berkata, “Sebenarnya engkau yang lebih layak mereka segani wahai Rasulullah.” Kemudian Umar berbicara kepada mereka, “Wahai para wanita yang menjadi musuh bagi nafsunya sendiri, bagaimana kalian segan terhadap diriku dan tidak segan terhadap Rasulullah?” Mereka menjawab, “Ya, sebab engkau lebih keras dan lebih kasar daripada Rasulullah.” Rasulullah bersabda, “Jangan memulai pembicaraan wahai Ibnul Khathab. Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman tangan-Nya, sesungguhnya tidaklah setan menemuimu sedang berjalan di suatu jalan kecuali dia akan mencari jalan lain yang tidak engkau lalui.”

Dalam riwayatkan yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar, dan yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah adalah Umar.”

Keadaan Umar bin Khathab

Umar pernah berkata, “Tidak halal bagiku harta yang diberikan Allah kecuali dua pakaian. Satu untuk dikenakan di musim dingin dan satu lagi dikenakan untuk musim panas. Adapun makanan untuk keluargaku sama saja dengan makanan orang-orang Quraisy pada umumnya, bukan standar yang paling kaya di antara mereka. Aku sendiri hanyalah salah seorang dari kaum muslimin.”

Jika menugaskan para gubernurnya, Umar akan menulis perjanjian yang disaksikan oleh kaum Muhajirin. Umar menyaratkan kepada mereka agar tidak berpakaian yang halus, dan tidak menutup pintu rumahnya kepada rakyat yang membutuhkan bantuan. Jika mereka melanggar pesan ini, maka akan mendapatkan hukuman.”
Mu’awiyah bin Abu Sufyan berkata, “Adapun Abu Bakar, ia tidak sedikit pun menginginkan dunia dan dunia juga tidak ingin datang menghampirinya. Sedangkan Umar, dunia datang menghampirinya namun dia tidak menginginkannya. Adapun kita bergelimang dalam kenikmatan dunia.”

Pernah Umar dicela dan dikatakan kepadanya, “Alangkah baiknya jika engkau memakan makanan yang bergizi tentu akan membantu dirimu supaya lebih kuat membela kebenaran.” Maka Umar berkata, “Sesungguhnya aku telah meninggalkan kedua sahabatku (Rasulullah dan Abu Bakar) dalam keadaan tegar (tidak terpengaruh dengan dunia) maka jika aku tidak mengikuti ketegaran mereka, aku takut tidak akan dapat mengejar kedudukan mereka.”

Anas berkata, “Antara dia bahu dari baju Umar, terdapat empat tambalan, kainnya ditambal dengan kulit. Pernah beliau khutbah di atas mimbar mengenakan pakaian yang memiliki dua belas tambalan. Ketika melaksanakan ibadah haji, beliau hanya menggunakan enam belas dinar, sementara beliau berkata kepada anaknya, ‘Kita terlalu boros dan berlebihan.’”

Pada tahun paceklik dan kelaparan, beliau tidak pernah makan kecuali roti dan minyak hingga kulit beliau berubah menjadi hitam. Beliau berkata, “Akulah sejelek-jelek penguasa apabila aku kenyang sementara rakyatku kelaparan.” Pada wajah beliau terdapat dua garis hitam disebabkan banyak menangis. Terkadang beliau mendengat ayat Allah dan jatuh pingsan karena perasaan takut, hingga terpaksa diangkat kerumah dalam keadaan pingsan. Kemudian kaum muslimin menjenguk beliau beberapa hari, padahal beliau tidak memiliki penyakit yang membuat beliau pingsan kecuali perasaan takutnya.

Kisah Terbunuhnya Umar

Amru bin Maimun berkata, “Pada pagi hari terbunuhnya Umar, aku berdiri dekat sekali dengan Umar. Penghalang antara aku dan beliau hanyalah Abdullah bin Abbas. Kebiasaannya, jika beliau berjalan disela-sela shaf, beliau selalu berkata, ‘Luruskan!’ Setelah melihat barisan telah rapat dan lurus, beliau maju dan mulai bertakbir. Pada waktu itu mungkin beliau sedang membaca surat Yusuf atau An-Nahl ataupun surat lainnya pada rakaat pertama hingga seluruh jama’ah hadir berkumpul. Ketika beliau bertakbir, tiba-tiba aku mendengar beliau menjerit, ‘Aku dimakan anjing (aku ditikam).’

Ternyata beliau ditikam oleh seorang budak, kemudian budak kafir itu lari dengan membawa pisau belati bermata dua. Setiap kali melewati orang-orang, dia menikamkan belatinya ke kanan maupun ke kiri hingga menikam tiga belas orang kaum muslimin dan tujuh di antaranya meninggal. Ketika salah seorang dari kaum muslimin melihat peristiwa itu, ia melemparkan burnus (baju berpenutup kepala) untuk menangkapnya. Ketika budak kafir itu yakin bahwa dia akan tertangkap, dia langsung bunuh diri. Umar segera menarik tangan Abdurrahman dan menyuruhnya maju menjadi imam. Siapa saja yang berdiri dibelakang Umar pasti akan melihat apa yang aku lihat. Adapun orang-orang yang berada disudut-sudut masjid, mereka tidak tahu apa yang telah terjadi, hanya saja mereka tidak mendengar suara Umar. Di antara mereka ada yang mengatakan, Subhanallah.’

Maka akhirnya Abdurrahman yang menjadi imam shalat mereka dan ia sengaja memendekkan shalat. Selesai orang-orang mengerjakan shalat, Umar berkata, ‘Wahai Ibnu Abbas, lihatlah siapa yang telah menikamku.’ Ibnu Abbas pergi, sesaat kemudian kembali sambil berkata, ‘Pembunuhmu adalah budak milik Al-Mughirah.’ Umar bertanya, ‘Budaknya yang lihai bertukang itu?’ Ibnu Abbas menjawab, ‘Ya.’ Umar berkata, ‘Semoga Allah membinasakannya. Padahal aku telah menyuruhnya kepada kebaikan. Alhamdulillah yang telah menjadikan sebab kematianku di tangan orang yang tidak beragama Islam. Engkau dan ayahmu (Abbas) menginginkan agar budak-budak kafir itu banyak tinggal di Madinah.’”

Umar wafat tiga hari setelah peristiwa itu, beliau dikebumikan pada hari Ahad di awal bulan Muharram tahun 24 Hijriyah dan dikebumikan di kamar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam disamping Abu Bakar setelah mendapat izin dari Ummul Mukminin Aisyah. Abu Ma’syar berkata, “Umar terbunuh pada tanggal 25 Dzulhijjah tepat penghujung tahun 23 Hijriyah. Masa kekhalifahannya adalah 10 tahun 6 bulan 4 hari. Setelah itu Utsman diba’iat menjadi khalifah.”

Umar wafat saat ia berumur 63 tahun, dan dalam riwayat yang lain beliau wafat ketika berusia 57 tahun.

source : www.mhamas.blogspot.com

Biografi Usamah bin Ladin


Pegunungan Afghanistan. Seorang lelaki paruh baya nampak menuruni bebatuan terjal. Dengan menggunakan tongkat, pria bergamis coklat muda dengan rompi warna senada itu gesit dan cekatan memijakkan kaki di antara bebatuan. Wajah tirus dengan jenggot lebat dan balutan sorban putih di kepala itu terlihat semangat dan penuh perjuangan. Di bahunya selimut tebal, juga berwarna coklat bertengger menutupi senapan otomatis AK-47, dengan rompi penuh amunisi.

Bin LadenSiapa mengira kepala lelaki itu dihargai 50 juta dolar Amerika. Bahkan kongres Amerika telah menyetujui dikucurkan anggaran sebesar 40 miliar dolar Amerika untuk operasi militer, termasuk memburu lelaki tersebut, hidup atau mati. Tidak salah kalau kemudian lelaki tersebut dijuluki The American’s Most Wanted Man atau manusia yang paling dicari oleh Amerika.

Siapa pula mengira jika lelaki tersebut mewarisi sekitar 300 juta dolar Amerika beserta sebuah perusahaan raksasa yang bergerak di bidang konstruksi, serta seluruh kemewahan dunia. Namun, lelaki tersebut rela meninggalkan rumahnya yang nyaman dan lebih memilih bumi jihad Afghanistan, tinggal bersama para petani dan mujahidin Aghanistan. Dia memasak bersama mereka, makan bersama mereka, dan menggali parit perlindungan bersama mereka. Dialah Syekh Usamah bin Ladin -semoga Allah SWT selalu menjaga beliau- Singa Islam, pemimpin mujahidin abad ini.

Kejarlah Usamah Kau Akan Frustasi

Bin LadenEnam tahun setelah serangan 11 September 2001, pengaruh dan kharisma Usamah bin Ladin semakin menguat, bahkan semakin menggetarkan musuh-musuh Islam, terutama Amerika Serikat. Menteri keamanan Dalam Negeri AS Michael Chertoff mengatakan: “Walaupun Al Qaeda sempat melemah pada 9/11, saat ini kekuatan mereka tumbuh kembali. AS masih menghadapi ancaman berkelanjutan.” Lontaran frustasi ini dikeluarkan AS setelah mengetahui Usamah bin Ladin masih hidup dan muncul dalam sebuah rekaman video terbaru.

Dinas intelijen AS dan para analis menilai Al Qaeda pimpinan Usamah bin Ladin telah menggalang kekuatan dan semakin kuat. Bahkan dalam rekaman tersebut, Usamah memberikan pesan berisi seruan untuk melancarkan serangan baru. PJ Crowley, analis keamanan dari Pusat Kemajuan Amerika berpendapat bahwa Irak merupakan berkah bagi Al Qaeda karena AS menangkap umpan mereka.

Hal ini senada dengan apa yang diutarakan oleh Mike German, mantan agen antiterorisme FBI. Dia mengungkapkan, perang Irak memberi kemudahan bagi Al-Qaeda untuk membunuh warga AS melalui afiliasinya di Irak. Sementara itu Thomas Kean dan Lee Hamilton dari Washington Post berpendapat : “Tidak ada konflik yang butuh paling banyak waktu, perhatian, korban jiwa, dana, dan dukungan selain perang di Irak. Ini menjadi alat rekrutmen dan pelatihan yang kuat bagi Al Qaeda.”
Inside Al-Qaeda

Menurut penilaian analis dan beberapa sumber, jaringan Al-Qaeda yang dipimpin Usamah dalam enam tahun sejak serangan 11 September telah membangun markas besar baru di wilayah terpencil di Pakistan. Kawasan pegunungan yang dihuni oleh kelompok suku Pashtun merupakan tujuan pertama ketika pejuang Al-Qaeda menyelamatkan diri dari serbuan AS yang menggulingkan Taliban di Afghanistan pada 2001 lalu.

Rohan Gunaratna, penulis Inside Al-Qaeda dan pakar terorisme menyatakan bahwa: “Wilayah suku sudah menjadi markas global pergerakan Al Qaeda. Di sana menjadi tempat latihan, perencanaan, dan persiapan serangan terhadap sasaran yang berbau Barat.” Beberapa sumber mengatakan, meskipun keberadaan Usamah hingga sekarang belum diketahui, mereka menyaksikan anak dan calon penerus Usamah, Hamza, baru-baru ini datang ke wilayah suku Pashtun tersebut.


Hamza Laden

“Tidak ada seorang pun yang tahu di mana Usamah bin Laden. Dua setengah tahun lalu, dia berada di Provinsi Kunar, Afghanistan. Namun sekarang kami tidak tahu di mana dia,” kata seorang milisi. Menangkap Usamah merupakan prioritas AS, bahkan mereka menghargai kepala Usamah sebesar US $ 50 juta. Namun, sampai saat ini mereka tidak mampu mengungkap keberadaannya. Di manakah Usamah berada dan bagaimana beliau bisa lolos dari serangan mematikan pasukan AS dan koalisinya di pegunungan Tora Bora? Berikut kisahnya…

Syekh Usamah bercerita tentang kejadian di Tora Bora: “...Peperangan itu adalah peperangan yang besar yang dimenangkan oleh ahlul iman melawan seluruh kekuatan materialis milik para penjahat dengan dalam bentuk keteguhannya dalam memegang prinsip atas ijin dan karunia Allah. Dan akan kuceritakan penggalan cerita tersebut untuk menunjukkan sifat pengecut mereka dari satu segi dan peranan khondaq dalam melemahkan mereka dari sisi lain.”

Tora Bora 3D

Ketika itu jumlah kami mencapai 300 orang mujahid, dan kami telah menggali seratus khondaq (parit) yang tersebar pada wilayah yang tidak lebih dari satu mil persegi, dengan rata-rata satu khondaq 3 mujahid supaya kita dapat menghindari korban personal yang besar yang diakibatkan bombardir. Semenjak serangan pertama Amerika pada tanggal 20 Rajab tahun 1422 H yang bertepatan dengan 7 Oktober tahun 2001 M markas-markas kami menghadapi bombardir yang sangat deras sekali.

Kemudian bombardir itu terus berlangsung dengan terputus-putus sampai pertengahan Ramadhan dan berikutnya pada pagi hari tanggal 17 Ramadhan terjadi bombardir yang dahsyat sekali, khususnya setelah para pemimpin Amerika yakin akan keberadaan beberapa pemimpin Al-Qoidah di Tora Bora yang di antaranya adalah hamba yang faqir (Usamah), dan saudara dan mujahid Aiman adz-Dzawahiri. Bombardir sangat dahsyat, tidak satu menit pun berlalu kecuali ada pesawat tempur yang melintas di atas kami baik siang atau malam.

Kantor komando dikosongkan dan semuanya dikerahkan bersama kekuatan-kekuatan yang bersekutu dengannya, untuk menyapu dan menghancurkan tempat yang kecil ini dan memusnahkannya dari muka bumi. Pesawat-pesawat memuntahkan timah panasnya kepada kami khususnya setelah mereka menyelesaikam kepentingan pokoknya di Afghanistan. Dan tentara Amerika menghujani kami dengan bom yang cerdas (smart bom), bom-bom yang memiliki ribuan artol, bom-bom cluster dan juga bom-bom pembakar goa. Dan pesawat pengebom seperti “B 52” meraung-raung di atas kami yang mana satu pesawat lebih dari 2 jam, satu kali tembakan antara 20 sampai 30 bom. Dan pesawat “C130” menghujani kami dengan bomnya. Dan juga bom-bom modern lainnya.

Namun meski bombardir yang begitu besar dan propaganda pers yang menakutkan, yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap sebuah tempat yang kecil lagi terkepung dari berbagai penjuru ini ditambah lagi dengan tentara munafiqin yang mereka bayar untuk berperang selama setengah bulan terus-menerus yang kami kalahkan semua serangan mereka setiap hari atas karunia Allah, dan setiap kali kami pulangkan mereka dengan kekalahan dan membawa mayat-mayat dan orang-orang yang terluka, meskipun sudah begitu pasukan Amerika tidak berani memasuki tempat kami. Maka negara manakah yang lebih jelas pengecut, penakut dan kebohongannya dalam tulisan-tulisan mereka yang mengada-ada terhadap kekuatannya yang semu.

Akhirnya, pertempuran pun berakhir dengan kegagalan besar bagi persekutuan jahat dunia dengan segala kekuatannya melawan sekelompok kecil mujahidin, melawan 300 mujahid yang berada dalam khondaq mereka dalam wilayah 1 mil persegi pada suhu sepuluh derajat di bawah nol. Dan hasil pertempuran itu dari korban personal kira-kira enam persen—kami berharap semoga Allah menerima mereka sebagai syuhada’—dan kerugian pada khondaq dua persen, dan segala puji bagi Allah .”

Jika seluruh pasukan setan internasional yang telah bergabung ini gagal mengalahkan sekelompok mujahidin dengan persenjataan yang terbatas, maka bagaimana mungkin mereka akan mengalahkan dan menguasai dunia Muslim ?

Usamah di Mata Kawan dan Lawan

Tidak bisa dipungkiri, nama Usamah bin Ladin adalah sebuah nama yang memiliki begitu banyak image. Amerika dan antek-anteknya menganggap beliau adalah bosnya teroris, otak, inspirator dari berbagai peledakan yang menimpa mereka, sementara sebagian kalangan dalam tubuh umat Islam ada yang menganggapnya sebagai seorang khawarij karena tindakan ketidakpatuhannya pada pemerintahan Saudi. Ada juga yang menganggap dia sebenarnya adalah agen inteligen AS dengan indikasi tidak pernah tertangkapnya satu orang ini padahal AS adalah pemilik teknologi tercanggih.

Ekstrimnya lagi, bahkan ada yang menganggap Usamah hanyalah tokoh rekayasa AS yang dijadikan sebagai dalih bagi AS untuk mengobok-obok umat Islam. Sedangkan kalangan lain menganggap Usamah adalah pemimpin jihad, icon perjuangan melawan kekuatan kafir dunia.

Penguasaan media oleh orang-orang kafir membuat informasi yang kita dapatkan cenderung memojokkan Syekh Mujahid Usamah bin Ladin. Sedikitnya informasi yang benar-benar bisa dipercaya terkadang membuat kita menjadi ragu-ragu dan penuh tanda tanya. Parahnya bahkan ada yang ikut terjebak dalam image yang dibagun AS, padahal jelas-jelas AS adalah musuh nomer wahid bagi kaum muslimin yang tentu tidak senang dengan hadirnya sosok Usamah. Atau sering juga sebagian kaum muslimin terjebak dalam buruk sangka terhadap sesama muslim tanpa mengetahui detail sebenarnya sehingga tidak segan-segan memberikan cap yang kurang baik.

Padahal, tidak sedikit kaum muslimin yang belum menyelami dan memahami pemikiran Usamah, apa saja yang menjadi latar belakang perlawanannya pada Amerika dan antek-anteknya, pandangannya terhadap berbagai persoalan yang menimpa kaum muslimin di berbagai penjuru dunia, serta solusi yang ia percayai untuk membebaskan kaum muslimin dari ketertindasannya. Siapakah sebenarnya Syekh Usamah bin Ladin ?

Beliau adalah Usamah bin Muhammad bin Awad bin Laden. Jika oleh Amerika dia dijuluki “The American’s Most Wanted Man” oleh kaum muslimin dia diberi gelar “Singa Islam”. Bahkan, sekelompok ulama di Pakistan memberi gelar kepada Syekh Usamah dengan “Saifullah” (Pedang Allah). Apabila Barat memberi gelar kepada orang yang telah melukai perasaan umat Islam dengan ‘sir’ (Salman Rushdy), maka sudah seharusnya umat Islam juga memberikan gelar kepada orang yang melawan Rusia, Amerika, dan Inggris dengan gelar tertinggi dalam Islam yaitu ‘saifullah’, begitu ungkap para ulama di Pakistan.

Syekh Usamah lahir pada tahun 1955 sebagai anak ketujuh dari 50 bersaudara keluarga pengusaha konstruksi tersukses di Arab. Usamah lahir di kota Riyadh, atau juga ada yang menyebutnya di Jedah, Arab Saudi. Usamah meraih gelar kesarjanaan di bidang ekonomi dan manajemen dari universitas King Abdul Aziz, Jeddah. Tapi ada juga yang menyebut Usamah adalah insinyur teknik sipil dari Universitas King Abdul Aziz.

Usamah bin Ladin berasal dari keluarga pengusaha kaya yang bergerak di bidang konstruksi di Arab saudi. Pendiri perusahaan konstruksi tersebut adalah ayah Usamah bin Ladin, bernama Muhammad bin Awwad bin Ladin yang berdarah Yaman. Ayah Usamah memulai usaha dengan bendera “Bin Ladin Corporation”, yang kemudian tumbuh meraksasa dan terbesar di seluruh Timur Tengah. Perusahaan ini bergerak di bidang konstruksi jalan, bangunan, masjid, airport, dan berbagai konstruksi lain di banyak negara di Teluk Arab.

Di masa remaja, Usamah dikenal sebagai orang yang saleh dan taat beribadah. Ia memiliki sifat pemalu, tetapi pemberani, dan rajin membaca. Ia memang mengagumi seorang ulama Saudi terkenal yang kemudian menjadi musuh pemerintah Saudi, yaitu Syekh Safar al-Hawalli. Umur 13 tahun, ia ditinggal ayahnya, yang meninggal karena kecelakaan helikopter tahun 1968. Kekayaan yang diwariskan ayahnya ditaksir sekitar 9 miliar dollar Amerika dan Usamah mewarisi sekitar 300 juta dolar Amerika.

Dalam Risalah Taujihat Manhajiyah Syekh Usamah menjelaskan alasan mengapa Amerika menjadi target serangan-serangan jihadnya. “Ketika para mujahidin melihat bahwa kelompok penjahat di gedung putih menggambarkan masalah tidak dengan sebenarnya, bahkan pemimpin mereka mengaku—orang bodoh yang ditaati—bahwa kami ini iri dengan cara kehidupan mereka, padahal sebenarnya kenyataan yang disembunyikan oleh Fir’aun masa kini sebenarnya kami menyerang mereka karena kedzaliman mereka pada dunia Islam, khususnya di Palestina dan Irak serta penjajahan mereka terhadap negeri Haramain (Makkah dan Madinah). Dan ketika para mujahidin berpendapat untuk memusnahkan opini tersebut dan memindahkan pertempuran ke dalam negeri mereka.”

Syekh Usamah juga mengatakan: “Pada saat darah orang-orang Islam mengalir dan ditumpahkan, di Palestina, Chechnya, Philipina, Kasymir dan Sudan, dan anak-anak kita mati lantaran embargo Amerika di Irak. Dan ketika luka-luka kita belum sembuh, sejak serangan-serangan salib terhadap dunia Islam pada kurun yang lalu, dan yang merupakan hasil dari kesepakatan Saiks-Beko atara Inggris dan Prancis, yang menyebabkan dunia Islam terbagi-bagi menjadi potongan-potongan, sedangkan para kakitangan salib masih berkuasa di dalamnya sampai hari ini, tiba-tiba keadaan yang serupa menghadang kita dengan kesepakatan Saiks-Beko, yaitu kesepakatan Bush-Blair, akan tetapi kesepakatan itu di bawah bendera yang sama dan dengan tujuan yang sama. Benderanya adalah bendera salib dan tujuannya adalah merampas dan menghancurkan umat nabi kita shollallahu ‘alaihi wasallam yang dicintai.”

Memang, Syekh kita ini sangat mencintai Islam dan umatnya. Semangat keagamaan Usamah menjadi kuat ketika perusahaan ayahnya, Bin Ladin Corporation, mendapat proyek perluasan Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Kecintaan Usamah pada kedua tempat suci umat Islam itu akan tampak pada sikapnya yang berani menentang pemerintah Arab Saudi, karena membiarkan kedua tempat suci itu “dikuasai” oleh kaum kafir Amerika.
Beliau juga mencintai jihad, puncak ibadah dalam Islam dan yakin bahwa hanya dengan jihad fi sabilillah saja, kemuliaan dan kejayaan Islam bisa tegak kembali. Berikut kutipan dari beliau: “Seharusnya kita memiliki keyakinan yang teguh, bahwa keselamatan kita dan kebahagiaan kita dalam kehidupan di dunia dan akhirat adalah dengan menegakkan Islam dan jihad. Dengan keduanya itulah kejayaan kita dan kebahagiaan kita dapat tercapai sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitab Sunannya dari Ibnu Umar ra, bahwa ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Bila kamu telah disibukan oleh berjual beli dengan ‘inah (tipu daya) dan kamu berpegang erat pada ekor sapi dan engkau puas dengan cocok tanam dan kemudian engkau tinggalkan jihad, niscaya Allah SWT timpakan pada diri kamu kehinaan yang tidak bisa lepas daripadanya sehingga kamu kembali kepada agama kamu.” (Abu Dawud)

Khalifah Umar pernah berkata kepada Abu Ubaidah ra.; “Kita adalah kaum yang dimuliakan oleh Allah dengan Islam, dan kalau saja kita mencari kemuliaan dengan yang lain niscaya Allah akan menghinakan kita.” (HR al-Hakim)

Maka selayaknya bagi para reformer untuk mengetahui bahwa jalan menuju reformasi ummat dan menyatukannya di bawah kalimat tauhid, bukan dengan mempresentesikan teori dan mengarang buku saja. Tetapi harus juga diikuti dengan proyek praktis yang melibatkan seluruh ummat—semuanya sesuai dengan kepentingannya—dimulai dari do’a kepada Allah dan berakhir dengan perang fi sabilillah.

Maka berperang fi Sabilillah adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan dari agama kita, bahkan ia adalah puncak tertingginya agama, lalu bagaimana dien itu akan tetap eksis tanpa puncaknya??? Ini adalah kebutuhan yang sangat mendesak untuk kehidupan, kemuliaan dan eksistensi umat kita. Musuh kita telah mengatakan sesuatu yang jujur, meskipun mereka itu pada dasarnya pendusta, ketika ia mengajarkan kepada anak-anaknya, “Kamu berperang, maka kamu akan eksis”. Ini adalah hakekat yang telah diajarkan kepada anak-anak mereka, tetapi mereka kirimkan ajaran kepada kita yang berkebalikan. Bahwa perang mutlak dibutuhkan untuk eksistensi suatu negara yang besar. Lihatlah sejarah, jika kalian menghendaki—di antaranya sejarah Amerika—ia telah mengobarkan puluhan peperangan dalam enam puluhan tahun saja, karena hal itu merupakan kebutuhan yang paling mendesak, maka pada saat Amerika Serikat membuat keputusan yang benar untuk menghentikan perang di dunia; maka hal itu diketahui sebelum yang lainnya bahwa hari itu adalah awal mula lepasnya wilayah mereka dan keruntuhan negeri mereka—hal itu terjadi dengan izin Allah—maka waspadailah segala seruan untuk meletakkan senjata dengan mengatasnamakan seruan untuk perdamaian, karena ia pada hekakatnya seruan untuk merendahkan dan menundukkan kita, dan tidak akan menyambut seruan tersebut kecuali orang jahil atau munafiq.

Kecintaan Usamah kepada jihad dan seruan-seruan jihad yang disampaikan olehnya telah dilakukannya sendiri sejak usia muda. Ketika itu, Usamah baru lulus sebagai insinyur Teknik Sipil dari Universitas King Abdul Aziz di Jeddah pada tahun 1979, bersamaan dengan invasi Uni Soviet di Afghanistan pada 25 Desember 1979. Segera ia terdorong untuk berjihad ke Afghanistan karena melihat penderitaan saudara-saudaranya yang terkepung pasukan Soviet. “Agama kami mengajarkan bahwa tersedia tempat yang lebih baik di akhirat bagi mereka yang bersedia untuk berjihad. Satu hari di Aghanistan sama nilainya dengan 1.000 hari shalat di masjid,” kata Usamah.

Pada awalnya Usamah belum terjun langsung ke medan perang. Dia merekrut ribuan pemuda Arab, membiayai mereka ke Aghanistan, dan menyediakan kamp latihan militer bagi pemuda-pemuda itu. Kamp yang diberi nama “Kamp Al Anshar” (Baitul Anshar) terletak di kota Peshawar, kota Pakistan dekat perbatasan Afghanistan. Di situ, Usamah bekerja sama dengan gurunya, Abdullah Azzam, yang mendirikan Biro Pelayanan Jihad di kota yang sama.

Usamah melatih ribuan sukarelawan Arab di Kamp Al Ansar, yang berasal dari Mesir, Arab Saudi, Al Jazair, Lebanon, Kuwait, Tunisia, Sudan, dan Palestina. Sukarelawan tersebut kemudian dikenal dengan nama “Afghan Al Arab”. Biaya latihan di kamp Al Ansar itu disuplai oleh sebagian besar pengusaha kaya Arab Saudi dan negara Arab Teluk lainnya. Andil terbesar Usamah bin Ladin dan pengikutnya tercatat dalam pertempuran membebaskan kota Jalalabad dari tangan pasukan Uni Soviet.

Pada tahun 1986, Usamah dan puluhan mujahid lainnya berhasil mengusir dan mengalahkan kekuatan Uni Soviet yang menyerang mereka di sebuah kota bernama Jajee, tidak jauh dari perbatasan Pakistan. Bagi para mujahidin Arab, itulah kemenangan pertama mereka atas kekuatan Soviet. Setahun kemudian, Usamah memimpin sebuah serangan terhadap komunis di Shaban. Disini, pasukan Usamah juga berhasil memukul mundur pasukan Soviet. Usamah memang “telah menjual dirinya kepada Allah” dengan terjun langsung ke medan jihad.

“Bagi kami, Usamah adalah pahlawan karena dia selalu berada di garis depan, selalu berdiri dan maju lebih dulu dibanding lainnya,” kata Hamza Muhammad, seorang Palestina yang diserahi mengelola proyek-proyek Bin Ladin Corp, di Sudan. Usamah, lanjut Hamza, tidak hanya memberikan uangnya, tetapi juga memberikan hidupnya sendiri. Ia tinggalkan rumahnya yang nyaman di Saudi dan tinggal bersama para petani Aghanistan dan mujahid Arab. Dia memasak bersama mereka, makan bersama mereka, dan menggali parit perlindungan bersama mereka. Begitulah cara Bin Ladin.

Syekh Abu Hafsh rahimahullah, komandan militer Al Qaida dan wakil Syekh Usamah dalam sebuah biografi tentang beliau menceritakan betapa bahagianya Usamah bin Ladin mendengar peledakan kapal Destroyer USS Cole di Teluk Adn. Begitu mendengar serangan ini berhasil, diceritakan bahwa Syaikh Usamah langsung mengacungkan senapan AK-47 nya ke langit dan menembakkan beberapa rentetan peluru, sembari berteriak bahagia, “Ini adalah pembalasan untuk darahmu, wahai Mihdhar…” Mihdhar adalah Syaikh Abul Hasan Al-Mihdar, yang dibunuh oleh pihak Amerika melalui tangan bonekanya di penguasa Yaman, Presiden Ali Abdulloh Sholeh.

Kapal ini, USS Cole, tadinya akan berangkat untuk memberikan bantuan kepada zionis yahudi dalam memerangi para mujahidin Palestina. Serangan ini menampakkan pengkhianatan negara-negara Arab yang ternyata justru memberikan simpatinya kepada Amerika.

Syekh Umar Bakri Muhammad, ulama ahlus sunnah wal jama’ah dan pendukung mujahidin, khususnya Syekh Usamah bin Ladin, dalam sebuah ceramahnya tentang biografi Syekh Usamah mengatakan: “Ada sebuah berita bagus, dari orang-orang yang baik, yang Insya Allah mereka adalah kelompok yang menang, Al Firqah Al Manshuroh. Mereka adalah orang-orang yang jika berbicara berbicara yang benar. Dan jika mereka berbuat kesalahan, mereka segera mengoreksinya, mereka tahu bahwa mereka tidaklah ma’shum, maka akan saya sampaikan kepada kalian dengan bangga, dengan terus terang, yakni Syekh kami, biar kami ketahui juga siapa syekh kalian, Dia adalah Imam kami, biar kami ketahui juga siapa imam kalian, Dia adalah pahlawan kami dan pemimpin besar kami, biar kami ketahui juga siapa pahlawan kalian dan siapa pemimpin besar kalian, Dia adalah Abu Abdillah, yakni Syekh Usamah bin Ladin.” Subhanallah!

Babak Akhir Pertempuran Yang Menentukan

Kini, tidak satu pun kemunculan Syekh Usamah di media, kecuali membuat Amerika dan sekutu-sekutunya kebingungan dan segera menganalisa pelbagai kemungkinan. Sosok Usamah telah membuat ‘gentar’ musuh-musuh Allah SWT sebagaimana janji Allah bagi para wali-wali-Nya..


The Solution, Message From Bin Laden

Dalam sebuah rekaman video terbaru Syekh Usamah berjudul The Solution, Message From Bin Ladin To American, bahkan jenggot Sang Syekh telah membuat bingung pejabat tertinggi dinas intelijen AS. Jenggot yang biasanya berwarna abu-abu milik pimpinan gerilyawan utama di dunia tersebut kelihatan dipotong dan diberi warna hitam dalam rekaman video itu, yang disiarkan beberapa hari menjelang peringatan 11 September lalu, penampilan pertamanya sejak Oktober 2004.

Pertanyaan mengenai jenggot tokoh kelahiran Arab Saudi yang sukar difahami tersebut muncul dalam dengar pendapat di Kongres Senin (10/9/2007), yang menampilkan para ahli senior keamanan AS, termasuk Direktur Dinas Intelijen Nasional Michael McConnell. “Pertama, apakah ini jenggotnya?” demikian pertanyaan yang dilontarkan oleh Senator partai Republik Norm Coleman kepada kepala dinas intelijen AS. “Apakah dapat kita memperkirakan bahwa apakah ini suatu pertanda?” McConnell dengan cepat menampik setiap kemungkinan bahwa bulu di dagunya dimaksudkan untuk mengirim tanda kepada anggota Al-Qaeda.

“Sejauh ini, kami kira itu bukan tanda. Ia melakukan ini secara berkala, sebagaimana telah dilakukan oleh (Aiman) Adz-Dzawahiri (orang nomor dua dalam jaringan itu), dan tak perlu ada korelasi antara salah satu rekaman ini atau pernyataan terbuka dan satu peristiwa khusus,” kata McConnell, seperti dikutip AFP.

Namun ia bertanya-tanya apakah jenggot Usamah bin Ladin itu asli. “Pertanyaan besar di dalam masyarakat pagi ini ialah apakah jenggot tersebut asli, karena sebagaimana anda ketahui, hanya beberapa tahun lalu, terakhir kali ia muncul, keadaannya sangat berbeda”, katanya. “Jadi kami tidak mengetahui apakah jenggot itu diwarnai dan dipotong atau asli, tapi itu adalah salah satu yang kami perhatikan. Namun bukan pesan khusus,” katanya.

Lalu bagaimana dengan serangan 11 September? Apakah serangan itu memang diketahui oleh Syekh Usamah? Apa alasan yang melatarbelakangi serangan tersebut? Banyak kaum muslimin ingin tahu detail masalah ini. Berikut kutipan Syekh Usamah dalam Taujihat Manhajiyah: “Dan pada hari Selasa yang penuh berkah pada tanggal 20 Jumadats Tsani tahun 1422 H bertepatan dengan 11 september 2001 M, persekutuan zionis-amerika memanen anak-anak dan keluarga kami di Al-Aqsha yang penuh berkah dengan pesawat-pesawat dan tank-tank Amerika serta tangan-tangan Yahudi, juga anak-anak kami di Irak menemui ajalnya akibat embargo Amerika dan antek-anteknya yang dzalim sedangkan di sisi lain dunia islam sangat jauh dari penegakkan din secara benar, dan ketika dalam keadaan keputusasaan dan pesimistis pada kaum muslimin—kecuali orang yang dirahmati Allah—dan kedzaliman, penipuan dan permusuhan yang dilakukan persekutuan zionis-amerika. Ketika Amerika negeri paman sam dalam puncak kedzalimannya, tidak memperhatikan siapapun, memalingkan mukanya dari manusia, berjalan di muka bumi dengan penuh kesombongan dan ia menyangka tidak ada seorang pun yang bisa mengganggunya. Ketika itulah mereka diserang dengan tiga atsafi (salah satu tempat peredaran bulan) dan apakah tiga atsafi itu? Ketika bangkit orang-orang yang rambutnya kusut, kakinya berdebu, yang terusir dari semua tempat “Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.” (QS Al-Kahfi: 130) Mereka terikat di atas aqidah mereka dan tertulis keimanan pada hati mereka, maka mereka pun tidak takut celaan orang yang mencela dalam mentaati Allah, mereka mengharapkan apa yang berada di sisi Allah, jiwa mereka menolak untuk tidur di atas kedzaliman, mereka jual dunia mereka dan mereka tidak mau menjual harga diri mereka, lalu mereka pun menyerang dengan menggunakan pesawat musuh dalam sebuah operasi yang berani yang belum pernah dikenal oleh manusia hal yang semacam itu, mereka hancurkan berhala Amerika, mereka serang markas pertahanan tepat di jantungnya, mereka serang perekonomian Amerika di ulu hatinya, mereka tenggelamkan kesombongan amerika dalam tanah maka runtuhlah dua gedung New York dan dengan itu runtuh pulalah yang lebih besar lagi dari itu semua.

Maka runtuhlah seluruh cerita bohong Amerika yang besar
Runtuhlah kebohongan demokrasi
Dan nampaklah bagi manusia bahwa ketinggian amerika sangat rendah
Runtuhlah kebohongan negara kebebasan (liberal)
Runtuhlah kebohongan keamanan bangsa Amerika
Dan runtuhlah kebohongan CIA, maka segala puji bagi Allah.

Ringkasnya; bahwasanya Amerika adalah kekuatan yang sangat besar, yang memiliki kekuatan pasukan yang besar dan perekonomian yang terbentang. Akan tetapi semua itu dibangun di atas pondasi yang lemah. Oleh karena itu memungkinkan untuk menyerang pondasi yang lemah itu dan mengkonsentrasikan serangan kepada titik-titik terlemah padanya dan kalaupun hanya diserang sepersepuluhnya saja titik-titik lemah itu maka dengan ijin Allah akan sempoyongan dan melepaskan diri dari kekuasaannya terhadap dunia dan kedzalimannya.

Dan beberapa pemuda yang berjumlah sedikit telah mampu menjelaskan kepada manusia akan adanya kemampuan untuk melawan dan memerangi apa yang dinamakan kekuatan yang sangat besar (adi daya) merkipun seluruh negara bersepakat melawan mereka. Dan mereka mampu membela agama mereka dan memberikan manfaat kepada umatnya lebih banyak dari pada apa yang dilakukan pemerintahan dan bangsa yang berjumlah lebih dari 50 negara di dunia Islam, karena mereka menjadikan jihad sebagai jalan mereka untuk memperjuangkan agama, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Hilalah :

“Dan kemenangan itu ada penyebab-penyebabnya sebagaimana halnya juga kekalahan
Dan setiap kelompok yang mewariskan kekekalan itu beruntung
Langkah-langkah kemulaan itu bermacam-macam dan yang paling cepat adalah
Penumpahan darah ... “

Kini, babak akhir dari pertempuran yang menentukan telah di ambang pintu. Semuanya telah ditakdirkan, dan rakyat AS pun sudah diberi peringatan. Hal ini sebagaimana rekaman video Syekh Usamah, The Solution, “Saya katakan kepadamu (rakyat AS), menyusul kegagalan para wakil anda dari Partai Demokrat untuk melaksanakan keinginan anda mengakhiri perang, anda tetap bisa menjunjung poster-poster anti-perang lalu menyebarkannya di jalanan maupun kota-kota besar lalu anda pulang ke rumah, tapi itu tidak ada gunanya dan akan membuat perang semakin lama…”

“Perang ini benar-benar tidak ada gunanya, sebagaimana isi laporan pihak anda. Salah satu orang paling kompeten dari pihak anda sendiri, yang berbicara mengenai topik ini serta pembentukan opini publik adalah Noam Chomsky, yang berkata jujur mengenai perang ini, namun pemimpin anda yang asal Texas itu tidak menyukai mereka yang menasehati…”

“Di sisi lain, ada dua solusi untuk menyelesaikannya. Pertama, dari pihak kami, dan itu berarti terus meningkatkan pembunuhan dan peperangan terhadap anda. Ini adalah kewajiban kami…”

“Yang kedua adalah dari pihak anda. Saat ini sudah jelas bagi anda maupun seluruh dunia bahwa sistem demokratik adalah impoten dan sistem itu mempermainkan kepentingan dan darah rakyat dengan mengorbankan tentara maupun rakyat demi tercapainya kepentingan perusahaan-perusahaan besar.”

Dalam video tersebut yang berjudul bahasa Arab Al-Hill, Syekh Usamah juga menganjurkan agar orang Amerika membuang sistem pemerintahan demokratis mereka dan memeluk Islam. Sementara itu, para pejabat Kafir Amerika masih terus menganalisis pidato dan nasehat beliau yg berdurasi 30 menit itu, yang menyebut kejadian-kejadian belum lama ini. Laporan pers mengindikasikan rekaman itu tidak mengandung ancaman terselubung pada Amerika Serikat. Namun, siapa yang tahu?

Akhirnya, kalau kita kembalikan kepada sejarah peradaban umat Islam sebagaimana yang telah diriwayat oleh Imam Ahmad, maka saat ini kita bersiap memasuki babak akhir, yaitu era kekhalifahan yang mengikuti pola (Manhaj) Kenabian. Jika diibaratkan sebuah drama, saat ini kita memasuki babak akhir, atau sering dijuluki dengan Akhir Zaman. Memasuki babak akhir ini tentunya akan terjadi peristiwa-peristiwa dahsyat yang mengiringinya, dan itu adalah (bisa saja) dengan tumbangnya adi kuasa dunia, Amerika, yakni kekuasaan George Bush, oleh Sang Mujahid, Syekh Usamah bin Ladin, yang sering juga diibaratkan sebagai ‘Musa’ yang akan mengalahkan Fir’aun Abad ini. Wallahua’lam bis showab!

27 Oktober 2007
By: M. Fachry

International Jihad Analysis
Ar Rahmah Media Network
http://www.arrahmah.com
The State of Islamic Media